Bahasa Sastra Daerah, FIB-USU: 29 April 2009

29 April 2009

Multikulturalisme Peluang Bagi Kebangkitan Budaya Lokal

Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning, Riau, Dr Junaidi SS MHum, mengatakan, multikulturalisme memberikan peluang bagi kebangkitan etnik dan kebudayaan lokal di Indonesia.

Hal itu ia katakan ketika menjadi pemateri pada Seminar Nasional Budaya Etnik III yang diselenggarakan Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan, Sabtu. 25 April 2009 in Pardede International Hotel.

Ia mengatakan, semangat etnisitas dan lokalitas itu tidak akan dapat ditolak dalam masyarakat multikulturalisme. Yang terpenting dilakukan adalah bagaimana meningkatkan pemahaman yang banar tentang etnisitas dan menemukan cara yang tepat untuk mengelola keberagaman dan kebangkitan etnik.

Ada dua pilar utama yang dapat menjelaskan dan mendukung pemahaman kebangkitan etnik yakni pendidikan multikultural dan membangun komunikasi antar budaya dalam lingkungan sosial yang beragam ini.
Pendidikan multikultural berperan penting dalam membangun pemikiran multikultural dalam jagad pikir bangsa Indonesia, sedangkan komunikasi antar budaya dapat dijadikan dasar untuk berinteraksi dalam hubungan multietnik di Indonesia.
“Dapat disimpulkan bahwa pendidikan multikultural dan komunikasi antar budaya sangat berperan strategis untuk mewujudkan hubungan damai dalam masyarakat Indonesia yang bersifat multikultural ini,” katanya.
Menurut dia, perbedaan etnik harus dikelola secara benar untuk menghasilkan kekuatan besar dalam membangun bangsa ini. Bila keberagaman bisa dikelola secara benar, perbedaan akan menjadi kekuatan dasar untuk membangun Indonesia.
Sebaliknya bila salah dalam mengelola keberagaman, itu akan menjadi kelemahan sehingga akan mendorong terjadinya pertikaian dan bahkan disintegrasi.
“Bila benih-benih permusuhan antar etnik telah berkembang dalam diri bangsa Indonesia, sulit bagi bangsa ini untuk maju sebab benih-benih permusuhan akan mendorong terjadi konflik yang akan menghambat proses kebangkitan bangsa Indonesia,” katanya.

VISI, MISI dan TUJUAN DEPARTEMEN

Visi

Pada tahun 2010 Program studi Sastra Daerah Fakultas Sastra USU, akan menjadi pusat pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dalam kajian Bahasa dan Sastra di Indonesia.

Misi
Menjadi pelopor dalam pengabdian ilmu pengetahuan di bidang bahasa dan sastra melalui kegiatan penelitian untuk menghasilkan sumber daya manusia mandiri yang bermutu tinggi, berkemampuan menerapkan, menemukan, dan mengembangkan ilmu bahasa dan sastra di Indonesia.

Tujuan
Menghasilkan sarjana yang berkualitas sebagai berikut :
1. Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan ilmu bahasa dan sastra khususnya bahasa dan sastra
2. Menguasai dasar-dasar ilmu, penegetahuan dan metodologi bahasa dan sastra sehingga mampu mengenali, memahami, menghayati, menjelaskan dan menyelesaikan masalah bahasa dan sastra melayu dengan menggunakan konsep-konsep ilmiah, terutama konsep-konsep ilmu bahasa dan ilmu sastra.
3. Mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya secara ilmiah sesuai dengan kebutuhan serta tuntutan masyarakat dan bangsa Indonesia.

ORGANISASI KEMAHASISWAAN

Salah satu kegiatan mahasiswa Sastra Daerah pada periode I tahun 1980-1982 dengan nama IMBADA (Ikatan Mahasiswa Bahasa Daerah) yang pada saat itu ketua Sumurung Simorangkir.Dan masuk pada periode kedua tahun 1982-1983 Mangantar Napitulu. Pada periode Ketiga tahun 1983-1985 yaitu Simson P. Sianipar. Pada Periode keempat IMBADA berubah menjadi IMSAD (Ikatan Mahasiswa Sastra Daerah) oleh Jonli Pasaribu tahun 1985-1987. dan pada periode kelima tahun 1987-1988 dipegang oleh Sahril. Pada tahun 1988-1990 nama ikatan itu diketuai oleh Yos Rizal. Pada periode ketujuh tahun 1990-1991 yaitu Arigatho Sianturi. Pada tahun 1991-1993 oleh Tongam Silaban, pada periode kesembilan tahun 1993-1995 oleh Jumari Sinaga. Pada tahun 1995-1997 di pegang oleh Agus Hutasoit. Periode berikutnya tahun 1997-1999 oleh Harapan Sibarani.Tahun 1999- 2001 Oleh Hendra Teddy. Pada periode ketiga belas tahun 2001-2002 yaitu Bobi S. Manalu. Pada periode keempat belas tahun 2002-2004 yaitu Ronald Sinulingga. Pada periode kelima belas di ketuai oleh Marzuki Lumban Gaol. Dan periode sekarang ini di ketuai oleh M. Fauzi Muhizar tahun 2006-2008. untuk 2011-2013 dipimpin oleh Bobby Tarigan dan Girson Tarigan. 2013-2014 dipimpin Breken Bancin dan Jenry Kanser Siahaan.

Mahasiswa Sastra Daerah Fakultas Sastra USU juga telah bergabung dalam satu wadah yaitu Ikatan Mahasiswa Sastra Daerah se-Indonesia (IMBASADI), sejak tahun 1991, hingga tahun 2008 ini telah diadakan pertemuan IMBASADI sebanyak 13 kali, dan direncanakan pertemuan ke-14 (bulan juli 2008) di UNHAS (Universitas Hasanuddin Makasar). Sastra Daerah Fakultas Sastra USU telah pernah menjadi tuan rumah pertemuan IMBASADI pada tahun 1992, pertemuan kedua setelah IMBASADI terbentuk.

VISI dan MISI IMBASADI
Visi
Menumbuhkembangkan bakat, minat, serta kreativitas akademis mahasiswa Sastra Daerah.
Misi
Menjalin Komunikasi antar mahasiswa Sastra Daerah dengan masyarakat.

Bahasa Sastra Daerah, FIB-USU

29 April 2009

Multikulturalisme Peluang Bagi Kebangkitan Budaya Lokal

Referensi Departemen Sastra FIB Univ. Sumatera Utara

Sejarah Singkat Departemen Sastra Daerah