05 Februari 2009

MORFOLOGI NOMINA BAHASA SIMALUNGUN
Oleh Dra. Asriaty R. Purba, M.Hum*
Dosen Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar belakang
Bahasa-bahasa daerah di Indonesia adalah merupakan warisan budaya yang perlu dijaga, dibina dan dikembangkan. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang bahasa daerah perlu ditingkatkan dan usaha-usaha untuk membina, mengembangkan, serta memeliharanya perlu dilaksanakan.
Bahasa Simalungun adalah salah satu bahasa daerah yang terdapat di propinsi Sumatera Utara yang dipergunakan oleh penuturnya sebagai bahasa penghubung sehari-hari di samping sebagai bahasa Indonesia. Sama seperti bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia, bahasa Simalungun memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat Simalungun, baik diwilayah pemakaiannya maupun di wilayah lainnya yang didiami masyarakat Simalungun. Di wilayah pemakaiannya, bahasa Simalungun merupakan bahasa sehari-hari dan bahasa dalam upacara adat. Sementara itu di luar wilayah pemakaiannya, bahasa Simalungun digunakan sebagai pemarkah jati diri bagi masyarakatnya, khususnya didalam konteks bilingual maupun multilingual.
Secara umum bahasa sebagai alat perhubungan (komunikasi) merupakan milik manusia yang membedakannya dengan mahluk lainnya. Dari segi konteksnya bahasa adalah satu sistem yang terstruktur dan sebagai sebuah sistem, bahasa mempunyai sejumlah sub sistem seperti sub sistem bunyi, morfem, kalimat dan sub sistem makna. Keempat sub sistem tersebut saling terkait satu dengan lainnya membentuk suatu sistem yang disebut sistem tata bahasa. Bagi penutur bahasa, sistem bahasa diperoleh secara intuitif melalui suatu proses bahasa yang alami. Keempat tataran subsistem inilah yang menjadi objek kajian ilmu bahasa atau linguistik. Keempatnya dapat dikaji sendiri-sendiri dalam bidang ilmu yang berdiri sendiri seperti ilmu yang mengkaji sub sistem bahasa disebut fonologi (ilmu tata bunyi), morfologi (ilmu tata morfem atau kata), sintaksis (ilmu tata frasa dan kalimat) dan semantik (ilmu tata makna).

Rumusan Masalah
Masalah yang dibahasa dan dideskripsikan, dalam tugas ini adalah :
1. bagaimanakah ciri-ciri nomina bahasa Simalungun ?
2. bagaimanakah proses morfologi nomina yan terdapat dalam bahasa Simalungun ?
3. bagaimanakah bentuk-bentuk nomina bahasa Simalungun ?
4. bagaimanakah bentuk pengulangan nomina yang terdapat dalam bahasa Simalungun ?
5. bagaimanakah bentuk majemuk nomina yang terdapat dalam bahasa Simalungun ?
Kerangka Teoritis
Dalam penulisan ini digunakan analisis struktur bahasa berlandaskan teori linguistik deskriptif struktural. Di antara penganut aliran ini Blooinfield (1953), nida (1970), chaer (1994), samsuri (1982), dan tarigan (1988) dengan priinsip sebagai berikut : pertama, kajian atau telaah bahasa harus bersifat dekriptif dengan pengertian bahwa telaah itu berdasarkan bahasa yang diteliti sebagaimana adanya dan bukan yang semestinya ada. Kedua, bahasa merupakan mempunyai aturan-aturan tersendiri. Ketiga, kata benda tidak hanya dapat diturunkan dari kata dasar jenis lain, seperti kata dasar kata sifat, kata dasar kata kerja, kata dasar kata kerja, kata dasar kata keadaan dan kata dasar bilangan.
Setiap bahasa mempunyai ciri khas dalam unsur-unsurnya; akan tetapi untuk penelitian bahasa yang belum pernah dilakukan, dapat diterapkan dari teori bahasa yang serumpun (dalam hal ini bahasa Indonesia). Hal ini sesuai dengan kajian apabila peneliti belum memiliki pemahaman yang cukup terhadap bahasa yang diteliti. Akan tetapi, bila ada kelainan dalam bahasa itu (bahasa Simalungun) tidak akan dipaksakan sama dengan unsur-unsur bahasa Indonesia. Hal ini sesuai dengan salah satu kriteria dalam analisis bahasa yang tidak berusaha untuk memaksakan sesuatu bahasa indoensai diukur dari kategori-kategori bahasa latin atau yunani (Djajasudarma,1993:15).
Nida (1970:1) mengatakan morphology is the study of morpheme and their arrangelogy in informating words. Pendapat ini sejalan dengan pendapat ramlan (1985:1) yang mengemukakan bahasa morfologi ialah cabang ilmu bahasa yang membicarakan atau mempelajari seluk-beluk struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan sktruktur kata terhadap golongan dan arti.
Nomina yang sering disebut kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, konsep atau pengertian (alwi, 1988:213) adalah salah satu kelas kata, disamping kelas kata verba, adjektiva, adverbial yang dapat menduduki fungsi subjek, predikat, dan objek. Karena fungsinya di dalam kata yang sangat beragam itu, sulit diidentifikasi bentuk nomina itu dengan cepat. Hal ini berbeda dengan kelas verba yang pada umumnya hanya menduduki fungsi predikat dalam sebuah kalimat.
Bentuk nomina perulangan dalam penulisan ini mengacu pada prinsip sebagai berikut :
1. Perulangan bentuk asal tunggal bebas, bentuk asal tanpa variasi fonem dan tanpa proses imbuhan seperti yng dinyatakan ramlan (dalam rusyana dan samsuri (1976:33)). Perulangan seperti itu disebut perulangan utuh. Contoh : hundul-hundul ‘duduk-duduk’, attuk-attuk ‘ketok-ketok’.
2. Perulangan tidak sempurna yang berupa variasi bunyi bentuk asal yaitu bagian kedua mengalami perulangan fonem. Contoh dalam bahasa Indonesia ; sayur mayur.
Bentuk nomina majemuk adalah bentuk nomina yang terdiri dari dua komponen yang masing-masing berupa bentuk nomina sederhana (simple words) atau bentuk nomina asal tunggal bebas (a simple free base) dan juga berupa nomina majemuk yang mengalami proses afiksasi.
Dengan keterangan diatas dapatlah di analisis morfologi nomina bahasa Simalungun.
PEMBAHASAN
Kata benda adalah salah satu bentuk atau wujud mungkin berupa kata dasar dan mungkin pula kata jadi yang mempunyai sifat sama dan menyatakan benda atau yang dibendakan. Wujud benda terdiri dari wujud nyata dan wujud abstrak.
Contoh :
Naibata ‘Tuhan’
Juma ‘Ladang’
Jabu ‘Rumah’

Ciri-Ciri Kata Benda
Ciri-ciri kata benda bahasa Simalungun dapat diamati melalui :
perilaku sematis
perilaku sintaksis
perilaku morfologis

1. Perilaku Semantis Nomina
Perilaku semantis nomina adalah makna yang di kandung oleh nomina tersebut. Dari segi semantisnya nomina adalah kata yang baik bentuk dasar maupun bentuk kompleks yang mengacu pada manusia, binatang, tumbuhan, benda, dan konsep atau pengertian.
Contoh nomina tersebut dalam bahasa Simalungun adalah : tulang ‘paman’, anak boru ‘ gadis’.

Ada beberapa fitur semantik nomina (dasar) yang dapat digolongkan atas :
Nomina yang mengacu pada tempat seperti : i atas sopo ‘di atas gubuk’, i toruh tongkarang ‘di bawah kolong’.
Nomina yang mengacu pada nama tempat atau nama geografis. Contoh : tigarunggu, panei tongah.
Nomina yang mengacu nama orang termasuk sapaan kekerabatan. Contoh : amboru ‘bibi’, bapa tua ‘bapak tua’.
Nomina yang mengacu pada nama-nama hari. Seperti : senin, selasa.

2. Perilaku Sematis Nomina
Disamping ciri sematis, nomina dalam bahasa Simalungun juga dapat diamati melalui ciri sintaksisnya. Ciri-ciri sintaksis ini adalah sebagai berikut :
a. Tugas nomina dalam kalimat
b. Pemarkah frase nomina

Tugas Nomina Dalam Kalimat
Nomina dalam bahasa Simalungun dapat diamati melalui ciri sintaksisnya. Dalam kalimat nomina cenderung bertugas untuk mengisi atau menduduki fungsi subjek. Sebagaimana diketahui tertentu yaitu fungsi subjek, predikat, objek dan keterangan. Fungsi-sungsi sintaksis ini merupakan tempat-tempat kosong yang dapat diisi oleh kelas-kelas tertentu. Nomina dalam bahasa Simalungun dapat diamati melalui bahasa Simalungun sebagai pengisi fungsi subjek, objek dan pelengkap.
Contoh :
Bapa maragat bagod ‘ayah menyadap nira’
Inang martonun ulos ‘ibu bertenun kain’
Dari contoh di atas, nyatalah bahwa semua pengisi subjek dan predikat dalam kalimat selalu berfungsi sebagai seubjek dan objek dalam kalimat.

Pemarkah Frase Nomina
Di samping ciri sebagai pengisi subjek, objek dalam kalimat, pada tataran frase nomina, kata lang ‘bukan’ selalu dapat berkombinasi dengan nomina untuk menyatakan makna mengingkarkan.
Contoh :
Lang sidea ‘bukan mereka’
Lang pisou ‘bukan pisau’
Selain ciri diatas, dalam tataran frase, nomina dalam bahasa Simalungun dapat diikuti oleh adjektiva. Contoh : pisau marot ‘pisau tajam’, jambu sigerger ‘jambu merah’.
Kata nomina dari perilaku intaksis dapat juga didahului oleh kata-kata : ganup ‘semua’, otik ‘sedikit’, dalam bahasa Simalungun. Contoh : ganup jolma ‘semua orang’, ganup dalahi ‘semua laki-laki’.
Kata benda dalam bahasa Simalungun dapat mengikuti kata ganti : ku, nami, sidea, hita.
Contoh :
Horbo + ku à horboku ‘kerbauku’
Baliang+ku à baliangku ‘anjingku’

Perilaku Morfologis Nomina
Nomina dalam bahasa Simalungun dapat diamati melalui proses morfologis. Maksudnya proses morfologis adalah proses pembentukan kata dengan menggabungkan kata dasar dengan berbagai afiks. Dalam bahasa Simalungun terdapat afiks tertentu yang dapat berkombinasi dengan kata dasar untuk membentuk kelas nomina. Pembentuk kata nomina melalui proses afiksasi terdiri dari prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks. Contoh :
paN +lapah ‘bedah’ àpallapah ‘pembedah’
par- +juma ‘ladang’àparjuma ‘peladang’
-in- + suan ‘tanam’ àsinuan ‘yang ditanam’
-an +hundul ‘duduk’ àhundulan ‘tempat duduk’
ha-on+raja ‘raja’ àharajaon ‘kerajaan’

Proses Morfologis Nomina Bahasa Simalungun
Proses morfologis nomina yang terdapat dalam bahasa Simalungun terbagi atas :
afiksasi
reduplikasi
kompositum
Proses Morfologis Nomina Afiksasi
I. Afiksasi Nomina Bahasa Simalungun
Prefiks paN- mengalami bentuk bila melekat pada kata dasar yang berfonem awal vokal maupun konsonan, untuk menghasilkan nomina bila paN- melekat pada bentuk dasar yangberfonem awal /b/ dan /p/ maka prefiks /paN-/ berubah menjadi /pam-/ sedangkan fonem awal kata dasar luluh. Contoh :
/paN-/+bunuh àpamunuh ‘pembunuh’
/paN-/+putor àpamutor ‘pemutar’
/PaN-/ bila melekata pada bentuk dasar yang berfonem awal /d/,/t/,/s/ makan /paN-/ berubah menjadi /pan/. Contoh : /paN-/+duda ‘tumbuk’ àpanduda ‘penumbuk’, /paN-/+dugur ‘goyang’ àpandugur ‘penggoyang’.
/PaN-/ bila melekat pada bentuk dasar yang berfonem awal /h/ maka /paN-/ berubah menjadi /pak-/. Contoh : /paN-/+harat ‘gigit àpakkarat ‘penggigit’.

b. Distribusi
Prefiks /paN-/ dapat melekat pada :
1. Nomina
Contoh :
/paN-/+suri ‘sisir àpanuri ‘penyisir’.
/paN-/+surat ‘surat àpanurat ‘penulis’.
2. Verba
Contoh :
/paN-/+harat ‘gigit àpakkarat ‘penggigit’
/paN-/+tangko ‘curi àpanangko ‘pencuri’

c. Makna / Arti
Makna yang ditimbulkan prefiks /paN-/ adalah,
Menyatakan alat atau orang yang melalukan perbuatan seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar. Contoh :
Panangko ‘orang yang mencuri’
Panurat ‘orang yang menulis’
Menyatakan cara melakukan apa yang tersebut pada bentuk dasar. Contoh :
Pamoroh ‘cara memeras’
Pangayak ‘cara mengejar’

Prefiks /Par-/
a. Bentuk
Prefiks /Par-/ tidak mengaami perubahan bentuk, baik melekat pada bentuk dasar yang berfonem vokal maupun konsonan. Contoh :
/Par-/+ bapa àparbapa ‘jadikan bapak’
/Par-/+judi àparjudi ‘penjudi’

b. Distribusi
Prefiks /par-/ dapat melekat pada
1. Nomina
Contoh :
/Par-/+juma àparjuma ‘peladang’.
/Par-/+anggi àparanggi ‘jadikan adik’
2. Adjektiva
Contoh :
/Par-/+biar àparbiar ‘penakut’
/Par-/+ringis àparringis ‘pemarah’

c. Makna /Arti
Makna yang didukung oleh prefiks /par-/ adalah :
a) Menyatakan cara, contoh :
Parhundul, partubuh, parjonjong
b) Menyatakan alat, contoh ;
Parjukjuk ‘alat menjolok’
Pargijik ‘alat melempar’
c) Menyatakan berasal dari, contoh :
parMedan ‘berasal dari Medan’
parRaya ‘berasal dari Raya’
d) Menyatakan biasa mengerjakan apa yang tersebut pada bentuk dasar, contoh :
Parburu ‘yang biasa berburu’
Parjudi ‘yang biasa berjudi’
e) Menyatakan mempunyai apa yang tersebut pada bentuk dasar, contoh :
Parhorbo ‘yang mempunyai kerbau’
Parjuma ‘yang mempunyai ladang’
f) Menyatakan sifat seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar, contoh :
Parbiar ‘mempuyai sifat penakut’
Perholong ‘mepunyai sifat penyayang’.

II. Infiks Bahasa Simalungun
Dalam bahasa Simalungun terdapat atu infiks yang membentuk nomina yaitu infiks –in-, contoh : tinutung ‘yang dibakar’, sinuan ‘yang ditanam’.
a. Bentuk
Infiks /-in-/ tidak mengalami perubahan bentuk . contoh :
/-in-/+tanom àtinanom ‘yang ditanam’
/-in-/+suan àsinuan ‘yang ditanam’
b. Distribusi
Infiks /-in-/ dapat melekat pada kata,
1. Nomina
Contoh :
/-in-/+hail àhinail ‘yang dipancing’
/-in-/+tali àtinali ‘yang diikat’.
2. Verba
Contoh :
/-in-/+tutung àtinutung ‘yang dibakar’
/-in-/+tangko àtinangko ‘yang dicuri’.

c. Makna /Arti
Infiks /-in-/ pada umumnya menyatakan makna hasil suatu perbuatan yang disebut oleh bentuk dasarnya. Contoh :
/-in-/+suan àsinuan ‘yang ditanam’
/-in-/+tali àtinali ‘yang diikat’.

III. Sufiksasi Nomina Bahasa Simalungun
Sufiks yang membentuk nomina dalam bahasa Simalungun adalah sufiksasi /-an/.
a. Bentuk
Sufiks /-an/ tidak mengalami perubahan bentuk. Contoh :
Malo ‘pandai’ +/-an/ àmaloan ‘lebih pandai’
Jenges ‘cantik’ +/-an/ àjengesan’lebih cantik’
b. Distribusi
1. Verba
Contoh :
Tangko ‘curi’+/-an/ àtangkoan ‘curian’
Padar ‘panggang’+/-an/ àpadaron ‘panggangan’.
2. Adjektiva
Contoh :
Etek ‘kecil’+/-an/ àetekan ‘lebih kecil’
Golap ‘gelap’+/-an/ àgolapan ‘lebih gelap’.
c. Makna /Arti
Makna yang ditimbulkan sufiks /-an/ adalah :
a) Menyatakan Tempat, contoh :
Jomuran ‘tempat menjemur’
Hundulan ‘tempat duduk’
b) Menyatakan menderita seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar, coontoh :
Bayohan ‘menderita bisul’
Ugahan ‘menderita luka’
c) Menyatakan hal yang disebut seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar, contoh :
Tutungan ‘yang dibakar’
Suanan ‘yang ditanam’.

IV. Konfiksasi Nomina Bahasa Simalungun
Konfiksasi adalah proses mlekatnya prefiks dan sufiks, baik secara berurutan (prefiksasi terjadi lebih dahulu laku diikuti oleh sufiksasi atau sebaliknya terjadi lebih dahulu laku diikuti oleh prefiks maupun secara sekaligus).
Bahasa Simalungun mengenal tiga (3) jenis konfiks yang membentuk nomina yaitu :
1) Konfiks /ha-an/
2) Konfiks /paN-an/
3) Konfiks /par-an/

Konfiks /ha-an/
a. Bentuk
Konfiks /ha-an/ tidak mengalami perubahan bentuk baik melekat bentuk dasar yang dimulai dengan konsonan maupun vokal. Contoh :
Raja +/ha-an/ àharajaan ‘kerajaan’
Sonang+/ha-an/ àhasonangan ‘kesenangan’.
b. Distribusi
Konfiks /ha-an/ dalam bahasa Simalungun dapat melekat pada,
1. Verba
Contoh :
Tutung +/ha-an/ àhatutungan ‘kebakaran’
Tubuh +/ha-an/ àhatubuhan ‘kelahiran’
2. Nomina
Contoh :
Raja +/ha-an/ àharajaan ‘kerajaan’
Guru +/ha-an/ àhaguruan ‘ilmu dukun’
3. Adjektiva
Contoh :
Damei +/ha-an/ àhadameian ‘kedamaian’
Golap +/ha-an/ àhagolapan ‘kegelapan’.
c. Makna /Arti
Konfiks /ha-an/ dalam bahasa Simalungun mengandung makna sebagai berikut,
a) Menyatakan Abstraksi dari kata keadaan, contoh :
Hasangapan ‘kemujuran’
Hadearan ‘kebaikan’
b) Menyatakan tempat, contoh :
Habutubuan ‘tempat kelahiran’
Hamateian ‘tempat kematian’.

Konfiks /paN-an/
Konfiks /paN-an/ mengalami perubahan,
a. Bentuk, contoh :
/paN-an/+tutung àpanutungan ‘tempat membakar’
/paN-an/+suan àpamarotan ‘pemajaman’
b. Distribusi, contoh :
/paN-an/+suan àpanuanan ‘tempat menanam’
/paN-an/+buat àpambuatan ‘tempat mengambil’
c. Makna /Arti
Konfiks /paN-an/ menyatakan makna tempat seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar, contoh :
Panuanan ‘tempat menanam’
Pambuatan ‘tempat mengambil sesuatu’.

Konfiks /Par-an/
a. Bentuk
Konfiks /Par-an/ tidak mengalami perubahan bentuk.
b. Distribusi
Konfiks /Par-an/ dapat melekat pada verba, contoh :
/paN-an/+suan àpanuanan ‘tempat menanam’
/paN-an/+buat àpambuatan ‘tempat mengambil’
c. Makna
konfiks /paN-an/ menyatakan makna tempat seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar, contoh :
panuanan ‘tempat menanam’
pambuatan ‘tempat mengambil’

Konfiks /Par-an/
a. Bentuk
Konfiks /Par-an/ tidak mengalami perubahan bentuk.
b. Distribusi
Konfiks /Par-an/ dapat melekat pada,
1. Nomina
Contoh :
/Par-an/+juma àparjumaan ‘perladangan’
/Par-an/+huta àparhutaan ‘perkampungan’.
2. Verba
Contoh :
/Par-an/+buru àparburuan ‘tempat berburu’
/Par-an/+tangis àpartangisan ‘tempat menangis’
c. Makna
Makna yang ditimbulkan konfiks /Par-an/ adalah sebagai berikut,
a) Menyatakan golongan, contoh :
Parbapaan ‘golongan bapak-bapak’
Parinangan ‘golongan ibu-ibu’.
b) Menyatakan tempat, contoh :
Partonunan ‘tempat bertenun’
Parpanganan ‘tempat makan’.

Proses Reduplikasi Nomina Bahasa Simalungun
Secara umum reduplikasi dalam bahasa Simalungun terdiri dari :
Reduplikasi Utuh
Contoh :
inang-inang ‘ibu-ibu’
sopo-sopo ‘gubuk-gubuk’
Reduplikasi dengan kombinasi (modifikasi).
Contoh :
Suan-suanan ‘tanam-tanaman’
Parjudi-judi ‘tukang berjudi’.
a. Bentuk,
Pada umumnya reduplikasi bahasa Simalungun tidak mengalami perubahan bentuk.
b. Distribusi
Reduplikasi dalam bahasa Simalungun dapat melekat pada kata nomina, contoh :
Sopo-sopoan ‘menyerupai gubuk’
Huta-huta ‘kampung-kampung’.
c. Makna
Makna yang didukung reduplikasi nomina dalam bahasa Simalungun,
a) Menyatakan menyerupai, contoh :
Sopo-sopoan ‘menyerupai gubuk’
Sira-sira ‘menyerupai garam’
b) Menyatakan alat, contoh :
Arjuk-arjuk ‘alat jolok-jolok’
Rahut-rahut ‘alat pengikat’

c) Menyatakan bermacam-macam, contoh :
Goran-goran ‘bermacam-macam nama’
Suan-suanan ‘bermacam-macam tanaman’
d) Menyatakan banyak, contoh :
Sangkul-sangkul ‘banyak cangkul’
Piso-piso ‘banyak pisau’.

Proses Morfologis Nomina Pemajemukan (Kompositum)
Proses pemajemukan nomina dalam bahasa Simalungun umumnya bersifat kata dasar, tanpa proses afiksasi, walaupun ada pula kata majemuk minimal yang terbentuk dengan proses afiksasi (jumlahnya hanya sedikit). Jenis-jenis kompositum nomina yang terdapat dalm bahasa Simalungun :
1) Kata Majemuk yang bersifat eksosentris dan penggabungan mempunyai derajat yang sama (bersifat kopulatif). Contoh :
Tano hatubuhan ‘tanah kelahiran’
Dalahi daboru ‘laki-laki perempuan’
2) Kata Majemuk yang bersifat endosentris bagian kedua (merupakan kata nomina dan kata verba) menjelaskan bagian pertama. Contoh :
Jabu topas ‘rumah yang terbuat dari bambu’
Ganjang umur ‘panjang usia’.
3) Kata Majemuk yang bersifat edosentris tetapi bagian yang menjelaskan merupakan kata sifat. Contoh :
Harangan toras ‘hutan rimba’
Banggal uhur ‘kebesaran hati’.

Bentuk Nomina Bahasa Simalungun
Dari segi bentuknya nomina dalam bahasa Simalungun terdiri dari nomina asal dan nomina turunan.

Nomina Asal
Nomina asal yaitu nomina yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks, contohnya :
Bahasa Simalungun
Terjemahan ‘ Bahasa Indonesia
Tanoh
Tanah
Buluh
Bambu
Hulit
Kulit
Inang
Ibu
Sangkul
Cangkul

Nomina Turunan
Nomina turunan berdasarkan proses pembentukkannya terdiri atas,
a. Nomina berimbuhan, yang dibentuk melalui proses afiksasi.
Nomina berimbuhan dalam bahasa Simalungun dapat diidentifkasi melalui afiks, baik prefiks, sufiks, infiks dan konfiks yang melekat pada nomina tersebut melalui proses afiksasi.
Adapun bentuk-bentuk nomina berimbuhan adalah sebagai berikut :
No
Bentuk-Bentuk Nomina Berimbuhan
1
/paN/-+Verba
/paN/+sipak àpanipak ‘penyepak’
/paN/+tusuk àpanusuk ‘penyusuk’
2
/Par-/+verba
/par-/+buru àparburu ‘pemburu
/par-/+tenju àpartenju ‘petinju
3
/par-/+Nomina
/par-/+bapa àparbapa ‘jadikan ayah
/par-/+inang àparinang ‘jadikan ibu
4
/-in-/+Nomina
/-in-/+suri àsinuri ‘yang disisir
/-in-/+hail àhinail ‘yang dipancing

5
/-in-/+Verba
/-in-/+tangko àtinangko ‘yang dicuri’
/-in-/+tutung àtinutung ‘yang dibakar’

6
/ha-an/+Nomina
/ha-an/+raja àharajaan ‘kerajaan’
/ha-an/+datu àhadatuan ‘ilmu kedukunan’
7
/ha-an/+Adjektiva
/ha-an/+damei àhadameian ‘kedamaian’
/ha-an/+megah àhamegahan ‘kemegahan’
8
/par-an/+Nomina
/par-an/+soban àparsobanan ‘tempat curi kayu’
/par-an/+huta àparhutaan ‘tempat perkampungan’

b. Nomina Ulang, yang dibentuk melalui proses reduplikasi (pengulangan)
Berdasarkan komponen pembentuknya, tipe perulangan bahasa Simalungun terdiri atas,
Dasar+dasar
Jabu-jabu ‘rumah-rumah’
Prefiks+dasar+dasar
Parjuma-juma ‘orang-orang peladang’
Pangarjuk-arjuk ‘alat-alat untuk menjolok’
Dasar+dasar+sufiks
Suan-suanan ‘tanam-tanaman’
Tutung-tutungan ‘bakar-bakaran’
(Dasar+dasar)+konfiks
Parjuma-jumaan ‘tempat berladang’
Partiga-tigaan ‘tempat berjualan’

c. Nomina Majemuk, yang dibentuk melalui proses pengulangan kata dasar,
Berdasarkan komponen-komponen pembentuknya bentuk nomina majemuk dalam bahasa Simalungun terdiri atas,
Nomina+Nomina
Dalahi daboru ‘suami istri
Mata niari ‘matahari
Verba+Verba
Mangan modom ‘pemalas’
Nomina+Adjektiva
Bah banggal ‘sungai besar’
Harangan toras ‘hutan rimba’
Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam pembahasan, maka dapatlah disimpulkan bahwa ciri-ciri nomina dalam bahasa Simalungun dapat diamati melalui :
1. Perilaku Semantis, dimana semua kata baik bentuk dasar maupun bentuk kompleks yang mengacu pada manusia , binatang, tumbuhan, benda dan konsep atau pengertian.
2. Perilaku Sintaksis, dimana dalam bahasa Simalungun selalu mengisi fungsi subjek, objek. Pada tataran frase, kata selalu dapat berkombinasi dengan nomina untuk menyatakan tidak.
3. Perilaku Morfologis dapat diidentifikasi melalui afiks tertentu. Adapun afiks tersebut adalah /paN-/,/par-/,/-in-/,/-an/,/ha-an/,/par-an/. Yang dapat melekat pada kata dasar untuk membentuk nomina.


Tidak ada komentar: